Sabtu, 19 Mei 2012

EVAKUASI PESAWAT SUKOI

Pesawat Sukhoi Superjet 100 hancur lebur setelah menghantam tebing Gunung salak, Rabu 9 Mei 2012. Proses evakuasi tidak mudah. Sejak dinyatakan hilang, tim SAR tidak langsung bisa menemukan lokasinya.

Berselang sehari kemudian, tim baru bisa menemukan lokasi jatuhnya pesawat. Itu pun tak bisa langsung ke lokasi. Medan yang sulit, terjal. Cuaca yang buruk, tiba-tiba hujan dan kabut gelap kerap menjadi hambatan bagi tim SAR.

Baru pada Sabtu 12 Mei 2012, tim bisa mengangkut 17 kantong jenazah. Selanjutnya, Minggu 13 Mei mengevakuasi 5 kantong jenazah. Rabu 16 Mei 1 kantong jenazah. Kamis 17 Mei membawa 9 kantong jenazah namun dipadatkan hingga menjadi 5 kantong. Total, sebanyak 35 kantong jenazah sudah didapati.

Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya Daryatmo mengakui, proses evakuasi jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, merupakan yang tersulit.

"Paling sulit dalam proses evakuasi adalah peristiwa ini. Karena benturan keras, seisinya keluar semua. Berserakan dan menyebar. Lokasi jatuhnya jurang terjal," ujar Daryatmo kepada VIVAnews, Jumat 18 Mei 2012.

Selain jasad korban yang menyebar, kondisi korban yang hancur, juga menjadi kesulitan baginya dalam proses evakuasi.

"Mengumpulkan body part sulit, karena menyebar. Kondisi korban sudah tidak utuh," imbuhnya.

Bahkan dia membandingkan, proses evakuasi pesawat Sukhoi ini lebih sulit dari proses evakuasi jatuhnya pesawat Cassa 212 milik PT Nusantara Buana Air yang jatuh pada Kamis pagi 29 September 2011 di Bahorok, Sumatera Utara.

Dalam peristiwa itu, sebanyak 18 penumpang yang terdiri dari 14 penumpang dan empat kru pesawat tewas.

"Selama saya ada di Basarnas, ini yang paling sulit. Kalau di Medan, korban masih dikenali dan lokasi jatuh masih lebih mudah," akunya.

Walau begitu, dia mengaku, evakuasi tidak akan berjalan sukses jika tidak ada keterlibatan berbagai pihak. Dalam hal ini, TNI, Polri, Palang Merah Indonesia, pecinta alam dan masyarakat.

Sebanyak 15 korban jatuhnya pesawat komersil Sukhoi Supertjet 100 saat ini sudah teridentifikasi oleh Tim Identifikasi Korban Bencana atau Disaster Victim Identification (DVI).

Kelima korban yang sudah diidentifikasi itu terdiri atau 13 warga negara Indonesia (WNI) dan 2 warga asing. Sementara jenis kelamin korban terdiri atas laki-laki 10 orang dan perempuan 5 orang.

Sebanyak 35 kantong jenazah di mana 5 diantaranya berisi properti para penumpang pesawat nahas tersebut sudah diterima RS Polri. (umi)

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates